Bertatapan mata dengan kuntilanak

Kisah seram ini kualami saat menginap dirumah temanku di daerah simalingkar medan. Aku bekerja sebagai penjual jasa dengan menjadi tukang pijit yang buka praktik dirumah temanku yang di simalingkar itu. Aku biasa mengobati orang mkelalui terapi pijit dengan media listrik. Sudah cukup banyak pasien yang datang untuk berobat ataupun sekedar pijit karena lelah bekerja. Stroke, terkilir, patah tulang, kolesterol, sakit jantung, darah tinggi hingga lemah syahwat, dll. Alhamdulillah sejak buka praktik disana pasien jadi lebih banyak daripada saat buka praktik dirumahku dulu yang ada di tanjung morawa.
lemari kayu berhantu
Hari-hari berlalu dengan biasanya dan tidak ada yang istimewa, sampai kejadian di malam itu terjadi. Malam itu aku merasa cukup lelah karena seharian melayani pasien yang datang berobat padaku, sehingga aku dengan mudahnya tertidur diruang tamu dengan beralaskan ambal. Aku tidur sambil miring ke arah lemari kayu tempat dimana barang-barang dagangan istri temanku itu disimpan. 

Nyenyak sekali aku tidur malam itu, sampai tiba-tiba ada perasaan tidak enak menghampiriku. Aku seperti tindihan dan tidak bisa bergerak. Nafasku sesak dan suhu ruangan jadi pengap dan sangat tidak nyaman untuk dirasakan tubuhku. Seketika aku terbangun dan dengan kondisi sangat sadar dan dalam posisi masih berbaring kulihat ada sesosok makhluk duduk dilantai dengan menyelonjorkan kakinya sambil bersandar dilemari kayu. Pakaiannya putih dan transparan, wajahnya pucat, dan matanya yang lembam menatap kearahku. Lalu rambutnya yang panjang dan acak-acakan terlihat jelas olehku. Aku sadar apa yang terjadi malam itu bahwa aku saling bertatap mata dengan sesosok kuntilanak.

Aku ketakutan dan ingin sekali pergi dari ruangan itu tapi jangankan bergerak, bersuara untuk minta tolong kepada teman yang ada dikamarnya saja aku tidak bisa. Dan lebih sialnya lagi aku tidak bisa memejamkan mata agar sosok itu tidak terlihat lagi olehku. Akhirnya dengan ketakutan yang luar biasa aku terus bertatapan mata dengan sosok kuntilanak itu. Mengerihkan sekali tatapan matanya, kosong tapi sinis. Tubuhnya transparan semakin membuat pikiranku kacau karena takut setengah mati. Wangi bunga mulai tercium dan perlahan tapi pasti berubah menjadi bau yang tidak sedap.

Aku tidak bisa berfikir normal karena aku tidak bisa memalingkan pandanganku. Kira-kira mulai lewat tengah malam sampai waktu hampir subuh aku bertatapan mata dengan sosok kuntilanak menyeramkan itu. Barulah kemudian kuntilanak itu hilang. 

Aku tahu saat itu pagi hampir subuh karena masjid dekat rumah temanku itu memutar kaset murottal sebagai pertanda waktu subuh akan segera tiba. Setelah itu sosok itu menghilang, barulah aku bisa bergerak. Tapi wajah pucat menakutkan itu selalu ada dibenakku. Sungguh pengalaman yang sangat menyeramkan.

Related Posts

Bertatapan mata dengan kuntilanak
4/ 5
Oleh