Kisah seorang ustadz yang akan dijadikan tumbal pesugihan

Kisah ini diceritakan oleh seorang ustadz besar asal indonesia yang mengisahkan Ayah beliau yang hendak dijadikan tumbal pesugihan usaha seorang bos pemilik perkebunan. Kisahnya sangat inspiratif dan memotivasi. Baiklah langsung saja kita masuk kepada kisah nyata ini.

Berawal dari sebuah panggilan kerja yang diterima oleh Beliau (Ayah sang Ustadz) di sebuah perkebunan di suatu daerah di indonesia. Prosesnya sangat singkat sekali dan tau-tau Pak Abu Zul (sebut saja namanya begitu) sudah mendapatkan pekerjaan di perkebunan itu. Diberikan rumah tinggal dan segala kebutuhannya dicukupi. Semua itu masih diluar gaji tiap bulan yang akan didapatkan. Sementara pekerjaan apa yang harus dilakukan masih belum di jelaskan, intinya tinggal dulu di rumah itu baru nanti pekerjaan apa yang harus dilakukan akan diberitahukan. Secara logika manusia, itulah pekerjaan yang paling diminati oleh setiap orang. Gaji utuh, fasilitas lengkap, rumah tinggal nyaman. Si Bos hanya berpesan kalau suatu saat nanti (si Bos mengatakan kapan waktunya tamu itu akan datang)  ada yang mengetuk pintu rumah itu malam-malam tolong pintunya dibuka, itu saja pesan si bos.

Seiring berjalannya waktu Pak Abu Zul merasakan juga "ketidak-enakan hati" kepada para pekerja kebun lainnya. Beliau khawatir apa yang diterimanya akan menimbulkan perasaan iri di hati para pekerja lainnya. Maka Beliaupun membangun hubungan yang baik dengan para pekerja lainnya. Beliau bergaul dan berbagi rezeki kepada mereka.

Sampai disuatu kesempatan Beliau bertemu dengan seorang pekerja kebun yang berasal dari kampung yang sama dengannya. Mereka bercerita tentang kampung mereka dengan sangat akrab seperti sudah kenal sejak lama. Akrab sekali suasananya. Tiba-tiba pekerja itu berbicara dengan suara lirih, seolah-olah tidak ingin didengar oleh pekerja lainnya.

"Maaf pak, sebenernya bapak itu disuruh tinggal dirumah itu untuk dijadikan tumbal pesugihan si bos" dia membuka percakapan dengan nada serius. "Sebab tiap tahun ada saja orang yang disuruh tinggal dirumah itu, lalu beberapa waktu kemudian ditemukan sudah tidak bernyawa seisi rumah itu" dia menambahkan lagi. Pak Abu Zul mengucapakan terimakasih atas infonya.

Tibalah malam dimana waktu yang dikatakan si bos agar membukakan pintu jika ada yang mengetuk. Pak Abu Zul yang memang merupakan Ustad di desanya sudah mempersiapkan diri sejak selesai sholat magrib. Beliau membaca Alquran selepas magrib, lalu dilanjutkan setelah sholat isya. 

Beliau terus saja membaca alquran itu sampai waktu menunjukkan pukul 23.00 lebih. Tak lama kemudian terdengar ada suara dari luar "permisi" lalu disusul suara ketukan di pintu beberapa kali. Tak menghiraukan suara itu, Beliaupun terus melanjutkan bacaan alqurannya. Tak lama terdengar lagi suara "permisi" lalu disusul suara ketukan di pintu beberapa kali.

Beliau tidak menghiraukan dan malah membaca alquran dengan suara yang lebih keras. Suara itu hilang, tapi kemudian berganti suara erangan dan dobrakan di pintu. Sepertinya makhluk itu marah dan mencoba memaksa masuk ke dalam rumah itu. Pintu itu didobrak-dobrak dari luar dengan sangat kasar. Terus seoerti itu selama beberapa waktu dan Beliau tetap tenang dan terus membaca Alquran dengan suara yang dikeraskan juga.

Selang berapa lama, suara dobrakan itu hilang lalu berganti dengan suara jeritan seperti suara sedang kesakitan. Suaranya melengkin keras dan hilang perlahan-lahan. Sepertinya makhluk itu pergi meninggalkan rumah itu.

Suasana rumah itu kembali tenang seperti sebelumnya dan beliaupun melantukan syukur kepada Allah karena telah melindunginya dari makhluk itu. Pak Abu Zul pun istirahat dengan nyaman seperti malam-malam sebelumnya.

Keesokan paginya si Bos datang dengan marah-marah dan mengancam akan melaporkan Pak Abu Zul kepolisi karena malam itu anaknya tewas mendadak. Pak Abu Zul membalasnya dengan nada keras " Justru saya yang akan melaporkan anda karena praktik pesugihan anda ini telah memakan banyak korban jiwa sebelum-sebelumnya".

Seolah kalah, si Bos pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dan tahulah ternyata makhluk yang gagal menjadikan Pak Abu Zul itu menjadi tumbalnya malah beralih menjadikan anak si bos sebagai tumbalnya. Itulah resiko menggunakan pesugihan dalam bisnis, siapapun bisa menjadi tumbalnya. Di dunia dia celaka dan di akhirat nanti dia akan menjadi penghuni neraka selamanya karena praktik syirik yang telah dilakukannya dengan bersekutu pada Jin
kisah tumbal pesugihan yang selamat
Sumber : Pengalaman Pribadi

Related Posts

Kisah seorang ustadz yang akan dijadikan tumbal pesugihan
4/ 5
Oleh