Aku berasal dari keluarga yang tergolong miskin, sehingga untuk tempat tinggal saja kami sekeluarga harus menumpang di salah satu rumah milik om ku. Tepatnya di jalan kramat salah satu daerah yang ada di jakarta. Rumah itu sudah berdinding beton namun masih berlantai dari kayu. Tangganya juga terbuat dari kayu dan dibawah tangga ada pompa air.
Hari itu aku masih berumur 3 tahun dan selama seminggu tinggal di sana masih tidak ada kejadian apa-apa. Semuanya masih berjalan normal sebagaiamana keluarga biasa lainnya. Tapi selepas seminggu berlalu maka dimulailah kisah horror itu. Entah kenapa aku yang berusia 3 tahun itu selalu saja menangis ketika magrib telah tiba. Selalu begitu tiap harinya, tapi kalau aku dibawa keluar rumah maka aku akan diam dan tenang. Saat dibawa masuk ke dalam rumah akupun mulai menangis histeris lagi. Terus begitu kejadian tiap harinya hingga aku akhirnya mengalami demam yang tinggi dan tidak bisa menelan makanan lagi. Setiap disuapi maka aku langsung muntahkan itu makanan.
Dokter sudah dihubungi oleh orang tuakku tapi tetap tak juga sembuh. Bahkan Ibuku samapi mau menjerit karena mukaku saat itu sudah mulai berwarna hijau. Sudah dibawa kemanapun aku tetap saja tidak bisa disembuhkan. Tibalah pada suatu seketika sekitar pulul 18.00 Ibuku mendengar seperti ada sesuatu yang jatuh dikamarku tempat aku sedang tidur sendirian. Ibuku terkejut melihatku berdiri dan menatap kearahnya sambil berkata " dadah mama, dadah" sambil melambaikan tanganku. Seketika Ibuku langsung mengedongku dan membawaku keluar rumah kemudian menuju kerumah orang pintar yang ada disekitar tempat tinggal kami.
Ibuku menceritakan semua kejadian yang kami alami selama tinggal dirumah itu. Kemudian orang pintar itu memutuskan untuk pergi dan melihat langsung kondisi rumah yang kami tinggali itu. Orang pintar itu memberi tahukan bahwa rumah yang kami tinggali itu tidak beres, dahulunya ada keluarga yang tinggal disini sambil memelihara jin, anak perempuan mereka juga keguguran dan .... dirumah ini lalu mereka pindah tetapi jin itu tidak mereka bawa. Orang pintar itu juga cerita bahwa setan yang membawaku adalah setan wanita yang kehilangan anaknya saat melahirkan. Setan wanita itu hendak menjadikanku sebagai ganti anaknya yang meninggal dulu. Lokasi dimana wanita itu meninggal tepat dibawah tangga yang kini menjadi tempat pompa air berada.
Setelah semua penjelasan dari orang pintar itu disampaikan ke ibuku, dia meminta ibuku untuk memandikanku dengan air yang sudah diberi sesuatu olehnya. Lalu dia minta agar aku dibawa pergi menyebrang lautan atau dengan kata lain aku harus menyebrang ke pulau lain dengan melewati laut. Akhirnya ibuku membawaku ke kalimantan kerumah kakek dan nenekku menggunakan sisa uang simpanan kami. Sementara ayahku tetap dijakarta karena masih ada pekerjaan di sana.
Tiga tahun kemudian aku dan ibuku kembali kejakarta namun tidak kembali kerumah yang menyeramkan itu. Kini aku menetap dan sekolah di jakarta dan tinggal di sebuah rumah yang jauh dari rumah yang dulu pernah kami tinggali.
"Dadah mama.. dadahh.."
4/
5
Oleh
admin blog