Kejadian ini merupakan kisah hantu dari kota Batam tempat aku tinggal dan pengalaman ini tidak akan pernah aku lupakan karena memang berasal dari kecerobohanku sendiri. Pesanku buat para pembaca agar jangan coba-coba melihat hantu jika memang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Seperti malam minggu biasanya, teman kakakku datang kerumah untuk mengobrol dan bersenda gurau. Sebut saja Bang Arman, dia orangnya ramah bahkan saking ramahnya aku yang berusia dibawahnya malah seperti teman sebayanya. Tapi aku tetap menjaga sopan santun dengan memanggilnya "Bang".
Ntah apa yang kupikirkan sampai-sampai aku ingin sekali melihat penampakan hantu. Aku penasaran seperti apa dan bagaimana bentuknya. Akupun akhirnya mengajak bang Arman untuk pergi melihat hantu. Awalnya bang Arman menolak dengan alasan kalau nanti aku jadi takut, dan beliau juga bilang agar aku tidak mencari-cari bahaya. Tapi karena terus memaksanya akhirnya bang Arman mau mengajakku melihat hantu jam 21.00.
Saat yang kunanti telah tiba dan bang Arman mengajakku ke lokasi rumah kosong dengan motornya. Tak lama kemudian tibalah kami disebuah rumah tua kosong dan sangat tidak terawat, pintunya sudah tidak ada, jendelanya pun sudah jebol, plafon atap rumahnya pun terlihat sudah sangat lapuk. Keadaan rumah itu sangat gelap, malah semakin terlihat mengerikan karena rumah itu dikelilingi dengan pohon-pohon pisang, pohon nangka, semak-semak dan pohon liar lainnya. Ditambah lagii susananya sangat sepi dan dingin semakin membuatku jadi merasa takut. Baru saja aku melihat pemandangan seperti itu aku pun langsung down, tapi aku berlagak sok berani karena aku yang dari pertama memaksa bang Arman untuk melihat penampakan hantu.
Tak lama bang Arman bertanya padaku " Keliatan gak tuh hantunya di sana?". " Gak bang" jawabku. Lalu bang arman menggeser motornya agak lebih kedepan agar aku bisa melihat rumah itu secara keseluruhan. Akupun memalingkan pandanganku ke arah bukit yang ada di sebelah rumah itu dan tiba-tiba suara bang Arman berubah " Keliatan gak tuh kuntilanaknya?" dia bertanya lagi padaku. Aku melihat ke dalam rumah melalui pintu depan yang memang sudah tidak ada lagi pintunya. Perlahan rumah yang gelap itu menjadi agak sedikit terang lalu terlihat olehku seperti ada karung yang digantung di sana, padahal tadi tidak ada.
Aku turun dari jok motor dan mendekat bebrapa langkah agar pandangaku lebih jelas. Ternyata itu bukan karung tapi kuntilanak yang sedang mengambang, rambutknya kribo acak-acakan, matanya lebam melotot sambil melihat ke arah kami, lalu kuntilanak itu tersenyum dengan sangat mengerikan mengerikan. Tak lama kemudian kuntilanak itu menyeringai dan tertawa-tawa sambil memutar kepalanya kearah kami dan kuntilanak itu terbang menuju kearah kami.
Asli baru kali inilah aku melihat kuntilanak dengan sangat jelas. Bentuknya sangat mengerikan sekali dengan tubuhnya sepeti tembus pandang gitu terbang mengejar kami. Aku langsung lemas begitu melihat kuntilanak yang seperti ingin menangkap kami. Kakiku kaku dan terasa begitu berat, padahal aku ingin sekali bisa lari dari sana tapi tidak bisa kugerakkan kaki ku. Barulah setelah bang Arman menepuk pundakku, aku bisa bergerak dan kami segera pergi meninggalkan tempat mengerikan itu.
Aku turun dari jok motor dan mendekat bebrapa langkah agar pandangaku lebih jelas. Ternyata itu bukan karung tapi kuntilanak yang sedang mengambang, rambutknya kribo acak-acakan, matanya lebam melotot sambil melihat ke arah kami, lalu kuntilanak itu tersenyum dengan sangat mengerikan mengerikan. Tak lama kemudian kuntilanak itu menyeringai dan tertawa-tawa sambil memutar kepalanya kearah kami dan kuntilanak itu terbang menuju kearah kami.
Asli baru kali inilah aku melihat kuntilanak dengan sangat jelas. Bentuknya sangat mengerikan sekali dengan tubuhnya sepeti tembus pandang gitu terbang mengejar kami. Aku langsung lemas begitu melihat kuntilanak yang seperti ingin menangkap kami. Kakiku kaku dan terasa begitu berat, padahal aku ingin sekali bisa lari dari sana tapi tidak bisa kugerakkan kaki ku. Barulah setelah bang Arman menepuk pundakku, aku bisa bergerak dan kami segera pergi meninggalkan tempat mengerikan itu.
Setibanya dirumah, aku jadi tidak bisa tidur karena membayangkan kejadian yang tadi. Susah payah aku berusaha untuk tidur setelah pengalaman itu tapi tetap tidak bisa. Sesosok kuntilanak itu terus terbayang di kepalaku, rambutnya yg kribo, matanya yang lembam, tatapan matanya yang mengerihkan dan suara lengkingan tawanya yang pasti membuat siapapun yang mendengarnya akan merinding.
Sesaat ketika mata ku baru saja terpejam tiba-tiba hp ku berdering dengan nada dering suara kuntilanak yang tadi kudengar. Padahal aku tahu kalau aku tidak menyimpan nada dering suara seperti itu. Suara itu kumatikan tapi tidak bisa, malah hpku jadi hank dan suara tawa itu tetap ada.
Akhirnya aku copot baterai hp ku dan kemudian aku berlari menuju kamar orang tuaku, ketika aku hendak menutup pintu kamar orang tuaku terlihatlah kuntilanak yang dirumah kosong tadi tersenyum menyeringai kearahku sambil memiringkan kepalanya.
Sesaat ketika mata ku baru saja terpejam tiba-tiba hp ku berdering dengan nada dering suara kuntilanak yang tadi kudengar. Padahal aku tahu kalau aku tidak menyimpan nada dering suara seperti itu. Suara itu kumatikan tapi tidak bisa, malah hpku jadi hank dan suara tawa itu tetap ada.
Akhirnya aku copot baterai hp ku dan kemudian aku berlari menuju kamar orang tuaku, ketika aku hendak menutup pintu kamar orang tuaku terlihatlah kuntilanak yang dirumah kosong tadi tersenyum menyeringai kearahku sambil memiringkan kepalanya.
Dering HP ku jadi aneh
4/
5
Oleh
admin blog
